Minggu, 04 September 2011

~* DOA PENAWAR HATI YANG DUKA DAN BERSEDIH *~


“Ya Allah sesungguhnya aku adalah hamba-Mu, anak hamba-Mu (Adam), dan anak hamba perempuan-Mu (Hawa). Ubun-ubunku ditangan-Mu, hukuman-Mu jatuh kepadaku, qadha-Mu kepadaku adalah adil. Aku mohon kepada-Mu dengan setiap nama yang telah Engkau gunakan untuk diri-Mu, yang Engkau turunkan kepada kitab-Mu, Engkau ajarkan kepada seseorang dari makhluk-Mu atau yang Engkau khususkan untuk diri-Mu dalam ilmu ghaib di sisi-Mu. Hendaklah Engkau jadikan Al-Quran sebagai penentram hatiku, cahaya di dadaku pelenyap duka dan kesedihanku”. (HR. Ahmad 1/391 dan Al-Albani menyatakan shahih).



“Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari (hal yang) menyedihkan dan menyusahkan, lemah dan malah, bakhil dan penakut , utang yang menyibukkan dan laki-laki yang menindas”. (HR. Bukhari 7/157).“Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari (hal yang) menyedihkan dan menyusahkan, lemah dan malah, bakhil dan penakut , utang yang menyibukk

~* ALASAN LO LO SEMUA HARUS MENINGGALKAN PACARAN *~

div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
1. Pacaran itu ga jelas hubungannya [suami istri bukan, sodara bukan,] tapi bermesra-mesraan seakan2 itu suami istri. Dan nanti ketika Kebobolan maka si Laki2 dgn bebas meninggalkannya.. tidak ada hukum pidana dlm hal hamil diluar nikah karna suka sama suka.
2. Laki2 yg pacaran tidak Jentel..!! hanya berani main-main saja.. tidak serius untuk mencintainya.. tidak berani langsung ngomong ke ortunya.. berjuta alasan muncul untuk menunda nikah dan membenarkan pacaran..dgn alasan untuk mengenal sicalon pasangan..

3. Perempuan yg pacaran itu murahan, mereka mudah sekali melepas kehormatan n wibawa dia kepada seorang lelaki tanpa ada ikatan yg sah. mudah putus dan cari pacar lagi.. bener2 murahan

4. Ga ada yg menjamin bahwa pacaran itu bakal sampe nikah, kalo pun sampe nikah.. pasti isi pernikahanya sering kali diwarnai kericuhan.. percaya ga percaya..Percayalah..!! karna ketika pacaran, sering kali berkomunikasi dgn pacarnya..kadang mesra, romantis.. kadang juga bertengkar..!! namun apa yg akan terjadi bila sepasang wanita n laki2 ini bertengkar tanpa ada ikatan yg jelas yg bisa membentengi setiap masalah kehidupan..? maka yg terjadi adalah Putuss.. kemudian cari pacar lagi, putus lagi, capi pacar lagi n putus lagi..[kaya lagu ST2Gelas]

5. Ketika pacaran, mungkin mereka berharap bahwa dialah manusia terakhir yg akan mencampinginya utk mengharungi bahtera rumah tangga.. btul ga..? tapi, tahukah anda.. dibalik itu ternyata sipasangan memperhatikan, meneliti dan menilai anda.. didalam hatinya “apakan dia pantas menjadi pendampingku, sedangkan tingkah lakunya seperti itu, dan aku sudah tau kebiasaan buruknya”

6. Pacaran itu isinya Bohong semua..!! didepan pasangan pura2 sok romantis, kata2nya disaring betul2 sehingga yg terlontar hanya kata2 yg baik2 saja.. ketika mau ketemuan pura2 Mandi, dan-dan, make minyak wangi.. pura2 menjaga perasaaannya.. pura2 perhatian, sms rayuan gombal.. terkadang memberi nasihat yg islami seolah2 mereka pacaran islami.. Sory ya di Islam ga ada Pacaran Islami.

Dan kalaupun pasangan ini menikah makan yg terjadi adalah kericuhan, karna masing2 pihak merasa dibohongi ketika pacaran..!Mana tutur kata manismu ketika pacaran dulu.?Mana sms mesramu ketika pacaran dulu..?Mana tubuh wangimu ketika ingin menjumpaiku dulu.?Mana…? mana…? mana…??

Berbeda dengan Langsung Nikah… :
1. dari awal ketemu Jujur2an. masing2 pasangan mengutarakan “niat saya begini, sifat saya begini, dan beginilah saya adanya.. klopun ada kekurangan silahkan ditutupi kemudian dilengkapi”

2. Penuh tanggung jawab. atas sakitnya pasangan anda, makanya, tidurnya, tempat tinggalnya, pakaianya, dll

3. Menjadi laki2 kesatria, tangguh n jentelmen.. ketika dia suka dgn seseorang maka dia langsung istikhoroh kemudian ta’aruf ke calonnya, klo cocok langsung melamar dan aqad.. tidak ada main2 didalamnya

4. Nikmatnya pacaran setelah nikah. segala yg dilakukan oleh suami istri adalah halalan thoyyiban* duit n waktu yg terbuang tidak sia2 hanya untuk pasangan anda..

Apalagi kita yg sudah mengaji bab pergaulan dalam islam, maka kita musti sadari bahwa petunjuk2 yg diberikan Rosululloh sungguh2 terbukti membawa kebarokahan dan kebahagiaan bagi orang2 yang beriman.
Jadi gimana? masih terpikir untuk pacaran??



~* selingkuh dalam pacaran *~

sebenarnya benar dan tidaknya mendua dalam sebuah hubungan pacaran itu tidaklah hal yang harus menjadi dilema dalam relationship, karena tak ada hukum ataupun undang-undang yang mengatur tentang persoalan tersebut, dan tidaklah sepatutnya akad dalam pacaran menyamai akad nikah yang sesuai tuntunan ajaran agama.

Mengapa banyak orang sekarang terhegemoni oleh budaya pacaran yang tak tahu ujung akar tumbuhnya darimana ??? ya...karena orang ingin legalisasi hubungan dua insan yang belum haq tapi tidak mau terbelenggu dengan ikatan nikah ( gag mau pusing dgn tanggung jawabnya ),


bagi orang yang menganggap pacaran adalah sebuah ikatan yang resmi,tahulah kalian bahwa tak ada ikatan apapun yang mengikat kalian, maka tak ada hak sedikitpun bagi seseorang yang pacaran untuk melarang pasangannya hal-hal yang merugikan pasangannya ataupun mengurangi kebebasannya, karena disana tidaklah ada akad yang menunjukkan komitmen seperti akad nikah.

pacaran hanya budaya yang di gunakan orang barat untuk mendapatkan kepuasan seksual tanpa harus menikah, dan ini berhasil mengelabuhi khususnya kaum muda untuk memberikan segala-galanya kepada pasangannya karena dia merasa bahwa akad pacaran yang mereka sepakati itu kuat, padahal tak ada satu hukumpun yang membela ketidak adilan dalam hubungan pacaran...

~* Hukum Berpacaran dlm islam *~

Saudaraku yang dikasihi Allah SWT, sebenarnya sudah sangat jelas sekali bahwa hukum berpacaran menurut Islam adalah haram (tidak boleh). Kebanyakan ulama sepakat tentang keharamannya karena lebih banyak mudharatnya daripada manfaatnya. Dalil-dalil yang mengharamkan pacaran banyak sekali, diantaranya adalah :

“Dan janganlah kamu mendekati zina, Sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. dan suatu jalan yang buruk”. (QS. Al-Isra’ : 32)

“Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman, “Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya (dari hal yang haram), yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang mereka perbuat”. Katakanlah kepada wanita yang beriman, “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya (dari yang haram)”. (QS. An-Nur: 30-31).

“Telah ditulis bagi setiap bani Adam bagiannya dari zina, pasti dia akan melakukannya, kedua mata zinanya adalah memandang, kedua telinga zinanya adalah mendengar, lidah (lisan) zinanya adalah berbicara, tangan zinanya adalah memegang, kaki zinanya adalah melangkah, sementara qalbu berkeinginan dan berangan-angan, maka kemaluanlah yang membenarkan (merealisasikan) hal itu atau mendustakannya”. [HR. Al-Bukhoriy (5889) dari Ibnu Abbas, dan Muslim (2657) dari Abu Hurairah]

“Hati-hatilah kalian dari masuk menemui wanita”. Seorang lelaki dari kalangan Ashar berkata, “Bagaimna pendapatmu dengan kerabat suami?” Maka Rasulullah -Shollallahu ‘alaihi wasallam- bersabda, “Mereka adalah kematian (kebinasaan)”. [HR. Al-Bukhoriy (5232), Muslim (2172), dan At-Tirmidziy (1171)]

“Jangan sekali-sekali salah seorang di antara kalian (kaum pria) berduan dengan seorang wanita, karena setan adalah pihak ketiganya”. [HR. At-Tirmidziy (2165), dan Ahmad (114). Hadits ini di-shohih-kan oleh Al-Albaniy dalam Al-Irwa’ (6/215)]

“Andaikan kepala seseorang di cerca dengan jarum besi, itu lebih baik (ringan) baginya dibandingkan menyentuh seorang wanita yang tak halal baginya”. [HR. Ar-Ruyaniy dalam Al-Musnad (227/2), dan Ath-Thobroniy dalam Al-Kabir (486, & 487)]

Lalu jika pacaran itu haram, maka bagaimana caranya seorang muslin untuk mendapatkan jodoh? Cara-caranya adalah sebagai berikut:

1. Melalui perantara.
Upayakan memperluas pergaulan, tanya sana tanya sini, siapa gerangan yang bisa membantu Anda untuk mencarikan jodoh. Cari perantara yang reputasinya baik, seperti ustadz, guru, murobbi, dan orang-orang sholih lainnya. Jangan malu untuk mempromosikan diri bahwa ananda sedang mencari jodoh (apalagi ananda lelaki yang memang harus lebih agresif dalam mencari jodoh daripada perempuan). Namun saya tidak menganjurkan ananda untuk mengikuti biro jodoh atau mengikuti forum-forum gaul di internet, karena selain tidak selektif, juga belum tentu jujur apa yang ditampilkan oleh biro/media tersebut.

2. Mencari sendiri tanpa melalui pacaran.
Cara yang kedua ini mungkin sulit bagi sementara orang. Bagaimana bisa mencari jodoh sendiri tanpa melalui pacaran? Bukankah pacaran merupakan sarana untuk mengenal calon pasangan kita? Lalu dapatkah dijamin kita akan cocok dengan pasangan kita jika tidak melalui pacaran? Jawabannya adalah : bisa!. Bisa menikah tanpa pacaran dan bisa cocok sampai hayat di kandung badan. Nenek moyang kita telah mempraktekkan hal tersebut sejak lama dan terbukti cocok. Bahkan sekarang ini kita menyaksikan sendiri bahwa angkaperceraian semakin tinggi, justru ketika budaya pacaran menjadi umum dalam masyarakat kita.

Ternyata pacaran tidak menjamin kecocokan dalam berumah tangga. Jadi, cocok atau tidaknya kita dengan pasangan bukan karena pacaran, tetapi karena kesiapan untuk menerima pasangan kita apa adanya. Walau tidak pacaran, tetapi hati dan mental kita lebih siap (ikhlas) untuk menerima kekurangan dari pasangan, maka rumah tangga kita akan langgeng sampai akhir hayat. Sebaliknya, walau pacaran bertahun-tahun tapi ternyata mental dan hati kita tidak siap menerima kekurangan pasangan, maka pernikahan akan mudah bubar dalam waktu yang singkat.

Cara mencari sendiri tanpa pacaran adalah dengan cara ‘menembak’ (langsung mengutarakan keinginan untuk menikahi orang yang kita taksir). Contohnya adalah ketika Khadijah ra meminta Nabi Muhammad saw untuk menikahinya. Cara ini biasanya didahului dengan mencari informasi tentang orang yang akan kita “tembak” tersebut. Cara mencari informasinya bisa melalui teman akrabnya, gurunya, dan orang-orang terdekat dengannya.

Cara yang ditempuh harus smooth (halus), sehingga tidak terkesan terlalu agresif. Lalu dilanjutkan dengan memberikan sinyal kepada orang yang kita taksir tersebut apakah ia siap untuk kita ajak menikah. Kalau sinyalnya positif, maka kita bisa menyampaikan hasrat kita kepadanya. Bisa melalui perantara atau bisa juga langsung mengutarakan kepadanya. Kalau diterima alhamdulillah dan kalau pun ditolak jangan sakit hati.

Baik cara pertama maupun kedua yang Anda lakukan, prinsipnya jangan pernah berputus asa untuk mencari jodoh dengan cara-cara yang Islami. Sediakan juga waktu khusus untuk mencari jodoh (mis: sepekan dua kali atau sebulan tiga kail) dengan cara silaturahim ke perantara atau untuk mencari info orang yang kita “tembak”. Iringi upaya kita mencari jodoh dengan doa dan sholat tahajud yang intens. Buktikan kepada Allah SWT bahwa Anda memang sungguh-sungguh mencari jodoh. Insya Allah, jodoh itu akan datang kepada Anda. “Dan orang-orang yang bersungguh-sungguh mencari jalan-jalan Kami, niscaya Kami akan tunjukan jalan-jalan tersebut ” (QS. 29 : 69).

Salam Berkah !

Sabtu, 03 September 2011

♥♥ Di jalan Dakwah Aku Menikah ♥♥


muslim mana sihh yang tidak ingin mempunyai pendamping yang sholih/sholihah?? jika memperoleh pendamping yang sholih/sholihah laksana sudah ada jaminan awal akan keluarga bahagia (walaupun terkadang materi kurang). bukankah kebahagiaan bukan ditakar dengan ukuran materi??. Kebahagiaan adalah bahasa bathin, bukan bahasa lesan.

sehingga terkadang saya teringat akan pertanyaan seorang suami kepada istrinya

“dik selama ini apakah engkau bahagia menikah denganku?”

“insyaAllah mas, saya bahagia sekali”

“kalau memang engkau bahagia dengan kondisi sekarang yang masih kekurangan materi, untuk apa kita mengejar materi yang berlimpah ruah jika sekedar untuk mengenyangkan perut. jika selama ini kita makan dengan sayur bening saja sudah bahagia, untuk apa kita menghabiskan semua harta untuk makan dengan menu yang lebih mahal, jika selama ini kita hanya punya sepeda motor saja sudah cukup dan bahagia, mengapa harus memburu mobil mewah, sehingga kita menghabiskan waktu kita untuk mengejar dunia. materi hanya sebagai alat buat hidup kekal kelak.”

masyaAllah



back to topic

jika ada harapan memperoleh pendamping yang sholih/sholihah maka jalan untuk mencapainya yang pertama kali adalah berusaha menjadi pribadi yang sholih atau sholihah dulu. baru pada tahapan selanjutnya proses “pencarian” yang juga tidak melangggar syari’at. (weleh2 koyo’ wis nduwe wae)

ketika jalan “pencarian” sudah sesuai dengan syari’at, azzam tertanam sejak awal “dijalan dakwah aku menikah” sehingga akan bersama-sama menjadi teman berbagi mengenyam pahit getirnya dakwah,

tetapi langkah mirisnya hatt ini, melihat beberapa ikhwah (semoga kita terhindar darinya, amien). sebelum nikah ikut aktif di berbagai lembaga dakwah, dengan jam terbang yang lumayan, menjadi aktor di balik acara-acara islami, ikut memikirkan nasib ikhwan-ikhwan yang pembinaannya masih terseok-seok. bahkan menjelang pernikahannya pun juga masih sibuk mengusuri sebuah acara besar. setelah menikah sedikit demi sedikit mulai berubah, (semoga jadi berubah jadi tambah baik). terkadang dengan segudang alasan yang (maaf. dengan sedikti su’udzan, terasa di buat-buat), sering tidak hadir di halaqoh, dengan alasan sering nganter istri pulang kampung, jarang ikut syuro’ dengan alasan (maaf lagi) habis waktunya untuk ngurusi “anaknya orang”… (sekali lagi maaf dengan sangat)

bahkan sebuah perbincangan singkatku dengan seorang ikhwah, yang mulai disibukkan dengan “ngurusi” istrinya. bukan lagi menjadi aktor di balik acara-acara islami sebagaimana yang dahulu. bahkan ketika di minta bantuan untuk mengurus lembaga dakwah karena kader yang mulai menipis, dan amanah sang ketua semakin menumpuk dengan santainya menjawab “Bukankah sudah ada si Fulan yang ngurusi?” Yaaa Allah.Ampuni kami yaa Allah….

Sehingga tak jarang saya temui beberapa ustadz yang “menunda” keinginan ikhwah yang masih sangat “belia” untuk segera menikah. bukan bermaksud menunda kebaikan, tetapi dengan pertimbangan sebuah “ketakutan” jika kelak jadi menikah lantas meninggalkan aktivitas dakwahnya (padahal secara “bergerak” masih sangat butuh bimbingan).

memang, banyak urusan baru yang harus di emban oleh seorang ketika memutuskan untuk menikah. banyak amanah baru yang harus segera diselesaikan. dan rasanya tidak baik pula ketika kita hanya menghakimi orang lain tanpa melihat realitas dia yang sesungguhnya.

memang ketika kita memposisikan diri sebagai “pewaris para nabi dan Rasul (sebagai da’i), maka pastilah ada konsekuensi dari posisi tersebut. konsekuensi untuk meluangkan waktu untuk ummat. kita tidak hanya menjadi milik suami atau istri seorang, tetapi milik Ummat. jika gara-gara menikah lantas mulai meninggalkan hampir sebagian besar aktivitas dakwahnya maka marilah koreksi bagi kita bersama. Istilah “dijalan dakwah aku menikah”. memang benar!! ketika menikah masih di jalan dakwah, tetapi belum tentu “di jalan dakwah aku berkeluarga” setelah menikah mulai menjauh dari jalan dakwah. “di jalan lain aku berkeluarga”. Astaghfirullah.

mungkin tidak sedikit akan kita temui kasus yang seperti ini. dan tak menutup kemungkinan bagi yang belum berumah tangga, suatu saat ketika sudah berumah tangga akan terjangkiti “virus” ini. hanya do’a pada Allah saja semoga di langgengkan di jalan dakwah. bukan hanya ketika menikah tetapi setiap saat sampai ajal menjemput. Yaa Muqollibal Qulub Tsabbit Qolbi ‘ala diinikahi

*dalam sebuah renungan pagiku,*

Sehatkan Cintamu dan Murnikan karena Allah Sang Maha Cinta

Semoga bermamfaat di pagi yang penuh rahmat dari Allah mecerahkan di setiap hati-hati kita karenanya.

~ *yang manis dan yang pahit,dan semua itu pasti ada hikmahnya. * ~







Ketika Musibah menghampiri hidup kita, terasa perih di hati. Banyak yang menyangka bahwa cobaan itu adalah adzab dari Allah, dianggapnya sebagai murka Allah. Padahal jika kita renungkan lebih dalam, sebenarnya selagi kita masih hidup, Allah berkenan memberikan kesempatan agar kita memperbaiki kesalahan yang kita lakukan. Allah Maha Pengasih dan Maha Penyayang tidak pernah memberikan siksaan melainkan ‘sentilan kecil’ bagi kita hambaNya yang lalai dan lupa diri untuk kembali ke jalan yang benar.

Sesungguhnya Allah tidak pernah memberikan siksa kepada seseorang walaupun sebesar zarrah sekalipun dan jika ada kebaikan sebesar zarrah, niscaya Allah akan melipatgandakannya dan memberikan dari sisiNya pahala yang besar.’ (QS. an-Nisaa’ : 40).

Jika kita masih mendapatkan ‘guncangan kecil’ dari Allah maka itu tandanya Allah masih sayang kepada kita. Itu tandanya Allah masih ingin agar kita berubah menjadi baik dan kembali kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala sekalipun guncangan itu terkadang begitu sangat perih di hati kita.

Kesenangan adalah kesedihan yang terbuka bekasnya
Tawa dan airmata datang dari sumber yang sama
Semakin dalam kesedihan menggoreskan luka ke dalam jiwa
Semakin mampu sang jiwa menampung kebahagiaan

Kita terkadang tidak menyadari bahwa setiap hari kita diuji dan diingatkan oleh Allah. Setiap kejadian pada diri kita bukanlah kebetulan atau sesuatu yang sia-sia. Bagi kita sebagai orang yang beriman setiap peristiwa di dalam hidup kita yang manis dan yang pahit, yang menyenangkan hati atau yang membuat hati menjadi perih, yang membuat kita tersenyum atau yang membuat kita menangis semua itu ada hikmahnya.

Semua cobaan dan musibah dalam hidup kita adalah sebuah peringatan dan ‘sentilan kecil’ yang datangnya dari Allah karena kita telah keluar dari jalur yang ditetapkan olehNya. Selama kita masih bernafas dan bisa melangkahkan kaki menuju masjid itu tandanya Allah masih memberikan kesempatan kepada kita untuk bisa berbuat baik. Jadi, kembalilah kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Bersimpuhlah dihadapanNya. Sebelum semuanya terlambat.

Dan barang siapa yang menyerahkan dirinya kepada Allah, sedangkan dia orang yang berbuat kebaikan maka sesungguhnya ia telah berpegang teguh kepada tali yang kokoh. Dan hanya kepada Allah-lah kesudahan segala urusan. (QS. Lukman : 22).

~ * Mencintai Apa Adanya *~

<


div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
Disaat kamu ingin melepaskan seseorang..ingatlah pada saat kamu ingin mendapatkannya

Disaat kamu mulai tidak mencintainya…ingatlah saat pertama kamu jatuh cinta padanya

Disaat kamu mulai bosan dengannya…ingatlah selalu saat terindah bersamanya

Disaat kamu ingin menduakannya…bayangkan jika dia selalu setia

Saat kamu ingin membohonginya…ingatlah disaat dia jujur padamu

Maka kamu akan merasakan arti dia untukmu

Jangan sampai disaat dia sudah tidak disisimu,

Kamu baru menyadari semua arti dirinya untukmu

Yang indah hanya sementara

Yang abadi adalah kenangan

Yang ikhlas hanya dari hati

Yang tulus hanya dari sanubari

Tidak mudah mencari yang hilang

Tidak mudah mengejar impian

Namun yg lebih susah mempertahankan yg ada

Karena walaupun tergenggam bisa terlepas juga.

Ingatlah pada pepatah,

“Jika kamu tidak memiliki apa yang kamu sukai, maka sukailah apa yang kamu miliki saat ini”

Belajar menerima apa adanya dan berpikir positif….

Hidup bagaikan mimpi, seindah apapun, begitu bangun semuanya sirna tak berbekas

Rumah mewah bagai istana, harta benda yang tak terhitung, kedudukan, dan jabatan yg luar biasa, namun…

Ketika nafas terakhir tiba, sebatang jarum pun tak bisa dibawa pergi



Sehelai benang pun tak bisa dimiliki

Apalagi yang mau diperebutkan

Apalagi yang mau disombongkan

Maka jalanilah hidup ini dengan keinsafan nurani

Jangan terlalu perhitungan

Jangan hanya mau menang sendiri

Jangan suka sakiti sesama apalagi terhadap mereka yang berjasa bagi kita

Belajarlah tiada hari tanpa kasih

Selalu berlapang dada dan mengalah Hidup ceria, bebas leluasa…

Tak ada yang tak bisa di ikhlaskan….

Tak ada sakit hati yang tak bisa dimaafkan .

Tak ada dendam yang tak bisa terhapus…